• SEJARAH SUBANG

    Seperti halnya daerah lain, wilayah Subang juga telah mengalami berbagai fase sejarah yang unik. Bebagai fase sejarah yang telah dilalui tersebut telah membentuk wajah Subang saat ini...

  • PESONA SUBANG

    Pesona daerah Ciater, Subang, Jawa Barat bukan hanya pemandian air panasnya saja. Keindahan panorama lereng Gunung Tangkuban Perahu menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat ini. Menanti munculnya sang fajar adalah waktu yang sangat tepat Anda berkunjung ke sini...

  • MUSEUM WISMA KARYA

    Ulang tahun Subang baru saja berlalu begitu saja, dan tak banyak orang yang tahu catatan sejarah mengapa tanggal itu dijadikan hari lahir kota ini. Padahal, tepat di pusat kota ini, di titik paling strategis di kota ini, hal itu dapat ditelusuri...

  • WONDERFUL SUBANG

    Subang, sebuah kota unik di pesisir utara pulau jawa. Kota ini memiliki landscape yang lengkap mulai deretan pegunungan di sebelah selatan, dataran rendah di tengah dan hamparan pantai di utara jawa (Pantura) di tambah denga kekayaan flora dan fauna yang menakjubkan. Beragam seni budaya yang dimilikinya menjadikan Subang kota yang memilki potensi pariwisata yang besar untuk berkembang...

CAPOLAGA ADVENTURE

Capolaga Adventure Camp is an eco-tourism that is located in Cicadas Village, Panaruban, the Sagalaherang Subdistrict. Capolaga Adventure Camp had the beauty of the unique Cimuja river ecosystem such as the Cimuja waterfall, the Karembong waterfall and the Sawer waterfall. This place is also supported by many facilities for outbound activities, outing, family or company gathering, adventure activities, tracking, tea walk, camping ground and fishing.

The distance from Subang – Capolaga Adventure Camp is 35 km or 45 minutes, from Jakarta to Capolaga Adventure Camp (via Sadang toll road) is 190 km or 3 hours, from Bandung to Capolaga Adventure Camp is 45 km or 1.5 hours, from Ciater to Capolaga Adventure Camp is 5 km or 15 minutes, from crater to Capolaga Advanture Camp is 13 km or 25 minutes.

Saung di Capolaga, Subang

JIKA Anda ingin menikmati sisi lain kawasan Bandung, sesekali arahkan kemudi Anda ke Bandung Utara. Usai melintas kawasan Lembang dan Tangkubanparahu yang teduh dengan pohon cemaranya yang menjulang, Anda akan menemui kawasan wisata Ciater.

Di titik pertigaan antara Bandung, Ciater, dan Desa Cicadas Kab. Subang, Anda jangan berbelok ke kanan, tetapi berbeloklah ke kiri (ke arah Desa Cicadas). Sepuluh menit kemudian, Anda akan menemui kawasan wisata alam "Capolaga Adventure Camp".

Di kawasan ini Anda tidak hanya akan menikmati kebun teh yang menghijau atau alam pegunungan yang segar, tetapi juga berbagai objek wisata yang sudah dikemas sedemikian rupa. Mulai dari kawasan camping ground, air terjun, sungai, flying fox, tracking, bird watching, sampai ke agrowisata kebun sayuran dan buah organik.

Kawasan wisata alam Capolaga sebenarnya terdapat di Kab. Subang. Tepatnya di Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kec. Sagalaherang, Kab. Subang, Jawa Barat. Namun karena kawasan ini berada tepat di perbatasan Kab. Bandung, waktu tempuh ke kawasan ini tidak terlalu lama. Anda hanya akan menempuh waktu 1 jam dari arah Bandung, 1 jam dari Purwakarta, 30 menit dari Kota Subang, 30 menit dari Lembang, dan 15 menit dari Sagalaherang.

Kawasan ini memiliki keindahan ekosistem Sungai Cimuja dan Sungai Cikoneng yang menghadirkan 4 air terjun unik. Keempat air terjun itu adalah Air Terjun Cimuja, Air Terjun Karembong, Air Terjun Sawer, dan Air Terjun Doa Badak. Keempat air terjun inilah yang menjadi daya tarik kawasan perkemahan Capolaga.

Starting point masuk kawasan ini dimulai dari pintu masuk Capolaga Adventure Camp. Di tempat ini Anda bisa membayar biaya masuk terlebih dahulu dan mendapatkan kantong keresek. Buat apa? Mungkin itulah pertanyaan yang muncul. Bukankah dengan kawasan alam yang segar pengunjung tidak akan mabuk atau muntah?

Eits...tunggu dulu! Ini kawasan reservasi bung! Kalau Anda ingin masuk dan menikmatinya, tidak boleh buang sampah sembarangan. Kantong keresek itulah yang menjadi tempat sampah mobile agar pengunjung tidak membuang sampah di mana-mana.

"Kita memang tidak menyediakan tempat sampah karena cara itu akan menambah pekerjaan bagi pengelola. Bukan karena malas, tetapi justru untuk mendidik kita semua untuk tidak membuang sampah sembarangan," ujar H.M. Tjetje Suhana, Direktur Capolaga Adventure Camp.

Sebenarnya, ada dua jenis pengunjung yang datang ke kawasan ini. Pengunjung yang datang hanya untuk menikmati alam dan air terjun serta pengunjung yang datang untuk menginap. Pengunjung jenis kedua biasanya sudah melakukan reservasi terlebih dahulu karena biasanya rombongan dan menginap, sedangkan pengunjung pertama bisa datang langsung saat itu juga.

Pengunjung rombongan berasal dari berbagai kalangan, ada mahasiswa yang akan melakukan pengamatan alam, burung, ataupun sungai, karyawan perusahaan yang akan outbound ataupun outing; sampai ke rombongan ibu-ibu PKK ataupun darma wanita yang ingin melihat kebun sayur/buah organik. Sementara itu, untuk pengunjung perorangan, ada juga lho yang datang karena ingin meraup tuah dari air terjun.

Para pengunjung yang menginap, bisa bermalam di bawah tenda di blok-blok perkemahan yang tersedia. Blok ini disesuaikan dengan posisi air terjun, ada blok Cimuja, blok Karembong, blok Sawer, dan blok Goa Badak. Satu blok perkemahan dapat menampung 50 orang dengan tarif tiap orang Rp 7.500,00 per malam.

Sementara itu, pengunjung yang tidak mau menginap di tenda, dapat menyewa pesanggrahan ataupun vila yang disediakan pengelola. Tarifnya berkisar Rp 350.000,00 sampai Rp 1.250.000,00 dan dapat menampung cukup banyak orang.

**

KEISTIMEWAAN kawasan ini terletak pada keempat air terjunnya. Air terjun (curug dalam bahasa Sunda) pertama adalah Curug Cimuja. Curug ini terletak di kawasan paling hulu. Konon, menurut Tjetje, pada zaman dulu curug ini sering digunakan untuk memuja dan bersemedi memohon sesuatu.

Curug Ci Muja, Capolaga, Subang

Pemujaan biasanya dilakukan pada malam hari dan bila sang pemuja sudah selesai menyampaikan doa-doanya, ia harus mandi pada malam hari di bawah tumpahan curug ini. "Tapi sekarang juga ada lho yang sengaja datang untuk melakukan semedi seperti itu," ujar Tjetje.

Curug Karembong, Capolaga, Subang

Curug kedua adalah Curug Karembong. Sesuai namanya, curug ini menyerupai karembong (selendang) yang "dikebutkan". Derai airnya yang khas dapat dimanfaatkan untuk water teraphy. Bagi Anda yang sering pegal linu dan rematik, dapat mencoba keampuhan Curug Karembong ini.

Curug berikutnya adalah Curug Sawer. Curug ini tinggi hanya 5 meter. Akan tetapi kalau airnya sedang besar, curug ini menyerupai bunga yang ditaburkan. "Makanya, namanya pun Curug Sawer. Sawer dalam bahasa Sunda kan bisa diartikan tabur bunga," kata Tjetje.

Di bawah tumpahan Curug Sawer terdapat kolam berukuran lebar. Anda bisa mandi di tempat ini. Namun sayang, Anda tidak diperkenankan menggunakan sabun mandi. Tujuannya tiada lain agar ekosistem di kawasan curug tersebut tidak terganggu.

"Kalau mau pakai sabun atau sampo, mandinya di kamar mandi yang sudah disediakan saja," unkap Tjetje seraya menambahkan, mandi di bawah curug ini bisa dilakukan dengan menggunakan dedaunan. Asyik ya, jadi kayak Tarzan!

Curug Goa Badak, Capolaga, Subang

Curug yang terakhir adalah Curug Goa Badak. Di tempat ini Anda bukan hanya dapat menikmati keindahan curug setinggi 8 meter, tetapi juga kolam untuk berenang dan gua. Entah karena apa gua ini disebut gua badak. Akan tetapi, posisinya yang berada tepat di sebelah air terjun membuat gua ini cukup menarik.

Jarak tempuh antar-curug yang satu dengan lainnya, berbeda. Jarak antara Curug Cimuja dan Curug Karembong lebih kurang 250 meter, Curug Karembong-Curug Sawer lebih kurang 250 meter, Curug Sawer-Curug Goa Badak lebih kurang 550 meter. Jadi, jika Anda menyambangi keempat curug tersebut, Anda sudah berjalan lebih kurang 1.250 meter!

Meski jarak tempuh ini lumayan, Anda tidak akan merasa kelelahan. Udaranya yang segar dengan pepohonan hutan yang memayungi, Anda bisa terus dibuat penasaran untuk menuntaskan kunjungan ini sampai di Curug Goa Badak. Apalagi, di setiap curug Anda dapat rehat dulu sebentar sambil menikmati keindahan dan keistimewaan masing-masing curug.

**

JUMLAH kunjungan terbanyak, kata Tjetje, terjadi setiap akhir pekan. Waktu terlama menginap, pada umumnya 3 sampai 5 hari. Untuk perusahaan-perusahaan yang melakukan outbound ataupun outing dapat membawa konsumsi sendiri ataupun memesan kepada pengelola.

Begitu juga bagi pengunjung perorangan atau keluarga. Bila memang tidak sempat membawa makanan dapat memesan makanan ke tempat pengelola. "Untuk minuman dan makanan ringan, selalu tersedia. Tetapi untuk permintaan makan bagi keluarga, biasanya harus pesan terlebih dahulu," ujar Tjetje menerangkan.

Sisi lain yang dapat Anda kunjungi adalah lahan sayur/buah organik yang dikembangkan Kandaga Organic. Lahan yang dikelola Nick Djatnika & Sari Koeswoyo dan rekan ini ditanami berbagai jenis sayuran dan buah organik. Aneka selada benih impor seperti red bowl salad, raddiccho rossa de treviso, pandero, lettuce, spinach, dll dapat Anda temui di tempat ini.

Kalau kebetulan sedang panen, Anda dapat membawanya pulang. "Lumayan, kalau buah di kebun biasanya lebih murah. Padahal, ini sayuran organik lho. Dikembangkannya tidak menggunakan pestisida," ujar Nick.

Kebun organik ini, menurut rencana akan dikembangkan lebih jauh sebagai kebun pembelajaran yang bersifat ecotourism.

Kawasan lain yang menarik dan berdekatan dengan Capolaga adalah kawasan penangkaran kupu-kupu. Tempatnya terletak tepat di depan Capolaga. (Eriyanti/"PR")***