• SEJARAH SUBANG

    Seperti halnya daerah lain, wilayah Subang juga telah mengalami berbagai fase sejarah yang unik. Bebagai fase sejarah yang telah dilalui tersebut telah membentuk wajah Subang saat ini...

  • PESONA SUBANG

    Pesona daerah Ciater, Subang, Jawa Barat bukan hanya pemandian air panasnya saja. Keindahan panorama lereng Gunung Tangkuban Perahu menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat ini. Menanti munculnya sang fajar adalah waktu yang sangat tepat Anda berkunjung ke sini...

  • MUSEUM WISMA KARYA

    Ulang tahun Subang baru saja berlalu begitu saja, dan tak banyak orang yang tahu catatan sejarah mengapa tanggal itu dijadikan hari lahir kota ini. Padahal, tepat di pusat kota ini, di titik paling strategis di kota ini, hal itu dapat ditelusuri...

  • WONDERFUL SUBANG

    Subang, sebuah kota unik di pesisir utara pulau jawa. Kota ini memiliki landscape yang lengkap mulai deretan pegunungan di sebelah selatan, dataran rendah di tengah dan hamparan pantai di utara jawa (Pantura) di tambah denga kekayaan flora dan fauna yang menakjubkan. Beragam seni budaya yang dimilikinya menjadikan Subang kota yang memilki potensi pariwisata yang besar untuk berkembang...

Subang, Tuan Rumah Sea Games 2011

Tahun ini, untuk kedua kalinya kota Subang menjadi tuan rumah Sea Games untuk cabang olah Raga Balap Sepeda setelah sebelumnya pada Sea Games tahun 1997 kota ini juga menjadi tuan rumah untuk cabang olah raga yang sama. 

Team Indonesia dalam Team Time Trial Sea games 2011 di Subang

Jarak dengan ibu kota yang tidak terlalu jauh dengan kondisi jalan raya yang bervariasi dengan tanjakan dan turunannya menjadi faktor yang menentukan dipilihnya Subang menjadi lokasi diselenggarakannya balap sepeda Sea Games. 

Team Indonesia start dalam Team Time Trial 15/11 di depan Polres Subang

Balap Sepeda yang diperlombakan di Subang adalah Individual Time Trial, Individual Road Race dan Team Time Trial yang akan diselenggarakan tanggal 14 – 17 Nopember 2011. Hasil perlombaan balap sepeda Sea Games 2011 yang diselenggarakan di Subang adalah sebagai berikut : 

A. INDIVIDUAL TIME TRIAL WOMEN
1. Chanpeng Nontasin  -  Thailand    1.17.23
2. Yanthi Fuchiyanti   -  Indonesia  1.17.35
3. Dinah Chan  -  Singapore  1.20.33

Pada Kelas ITT ini Yanthi hanya mampu mengantongi medali perak, kalah tipis dengan pebalap Thailand Chanpeng. ITT women ini menempuh jarak 26.4 km dengan titik start dari RM Tj. Harapan - Jalan Cagak - Tangkuban Parahu.

B. INDIVIDUAL TIME TRIAL MEN
1. Tonton Susanto - Indonesia - 1:49:19
2. Darren Low - Singapore - 1:53:11
3. Mark Guevarra Galedo - Philippines - 1:53:33

Hujan deras mewarnai perjuangan Tonton Susanto untuk meraih emas pada kelas Individual Time Trial ini. Sejak titik start di Bantar Waru cuaca sudah mendung dan hujan deras mengiringi perjuangan para pebalap sepeda, bahkan kabut turun di daerah Ciater. Kelas ITT putra diikuti oleh 14 pebalap dengan Rute Bantar waru - Subang Kota - Jalan Cagak - Tangkuban Parahu sejauh 50.7 km.

C. TEAM TIME TRIAL MEN
1. Thailand (Nawuti Liphongyu, Okart Bualoi, Phuchong Sai-Udomsin)   2.14.06,275
2. Indonesia (Ryan Ariehaan Hilman, Hari Fitrianto, Agung Ali Sahbana)        2.14.43,019
3. Philippines (Mark Guevarra Galedo, George Oconer, Llyod Luicien Reynante)    2.14.04,782

Kelas Time Time Trial di menangkan oleh team Thailand dan Indonesia hanya mampu menduduki peringkat kedua disusul oleh team Filipina. Rute yang di tempuh pada kelas ini adalah Mapolres Subang - Bantar Waru - Subang Kota - Jalan Cagak - Tangkuban Parahu. Kondisi cuaca hujan dan berkabut ketika team memasuki daerah Ciater sehingga sedikit menghambat laju perlombaan.



Team Filipina pada kelas Team Time Trial

D.INDIVIDUAL ROAD RACE WOMEN
1.Yanthi Fuchiyanti (Indonesia) : 2 jam 45 menit 26 detik
2. Chanpeng Nontasin (Thailand) : 2 jam 48 menit 58 detik
3. Dinah Chan (Singapore) : 2 jam 53 menit 05 detik

Kelas Individual Road Race Sea Games 2011 ini di menangkan oleh Yanthi Fuchiyanti (Indonesia). Kelas ini di ikuti oleh 24 pebalap dan mengambil Start di Kota Baru Parahyangan, Bandung kemudian melalui jalur Purwakarta - Wanayasa - Jalan Cagak -  Ciater dan Finish di Tangkuban Perahu, Subang. Awalnya Yanthi Fuchiyanti (Indonesia) berada di belakang pebalap Thailand Chanpeng Nontasin namun memasuki Ciater Yanthi berhasil menyalip dan memimpin perlombaan hingga Finish.

E. INDIVIDUAL & TEAM ROAD RACE MEN 
Inividual :
1. Hari Fitrianto (Indonesia)  : 4:39:58
2. Mark Guevarra (Philipines) : 4:41:04 
3. Puchong Sai (Thailand) : 4:41:04  

Team :
GOLD : Indonesia (Hari Fitrianto, Ryan Ariehaan Hilman, Tonton Susanto) - time 14:04:04
SILVER : Thailand (Phuchong Sai-Udomsin, Nawuti Liphongyu, Okart Bualoi) - time 14:05:23
BRONZE : Vietnam (Ngyen Hung Mai, Van Phuc Ho, Duc Tam Trinh) - time 14:10:20
Road Race 162.8 km


Dengan demikian empat medali emas Sea Games telah dipersembahkan pada ajang balap sepeda yang dilaksanakan di Subang. Pemusatan latihan di Subang selama 9 bulan terakhir ternyata membuahkan hasil menggembirakan.

Team Myanmar pada TTT

Gold medal untuk team Thailad dalam Team Time Trial 15/11 di Subang



Subang - Bandung Macet 2 Arah akibat jalan di tutup untuk Balap sepeda


Jadwal dan Rute Balap Sepeda dari   http://aseancycling.com

NO
DATE
TIME
EVENTS
CATEGORY
PHASE
1
14 -11-2011
0900
25 KM INDIVIDUAL TIME TRIAL
        WOMEN
FINAL


1100
VICTORY CEREMONY
-


1400
50 KM INDIVIDUAL TIME TRIAL
MEN
FINAL


1700
VICTORY CEREMONY
-
2
15 -11-2011
0900
70 KM TEAM TIME TRIAL
MEN
FINAL


1200
VICTORY CEREMONY
-
3
16 -11-2011
0900
110 KM MASS START
WOMEN
FINAL


1200
VICTORY CEREMONY
-
4
17 -11-2011
0900
155 KM MASS START
MEN
FINAL


1400
VICTORY CEREMONY
-













Pohon Baobab, Ikon Baru Kota Subang


Tepat pada tahun baru Sunda tanggal 1 Kartika 1948 atau bertepatan dengan tanggal 4 Nopember 2011, area Wisma Karya Subang memiliki penghuni baru. Sebuah pohon langka raksasa berdiri di pelataran depan sebelah kanan gedung bersejarah itu. Adalah African Baobab (Adansonia digitata) atau masyarakat lokal lebih mengenalnya dengan sebutan Ki Tambleg kini menjadi penghuni baru Wisma Karya. Pohon raksasa bersejarah ini dipindahkan dari lokasi awalnya di daerah perkebunan Tebu milik PG Rajawali di daerah Pasir Bungur. Pohon baobab yang baru di relokasi ini diharapkan menjadi ikon baru kota Subang.
Pohon Baobab yang direlokasi ini diperkirakan di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda dari Afrika yang kemudian di tanam di kawasan – kawasan perkebunan di Subang sekitar 160 tahun yang lalu. Bahkan baobab yang lebih tua diperkirakan di bawa oleh para pedagang dari Timur Tengah dan Afrika pada masa penyebaran Islam. Oleh karena itu selain bernilai estetis pohon baobab di Kabupaten Subang juga memiliki nilai historis sehingga sangat tepat jika di jadikan ikon konservasi.
Selain ada di wilayah Subang pohon Baobab di Indonesia juga terdapat di Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi dan Nusa Tenggara, tetapi jumlahnya hanya puluhan saja, dan yang terbanyak berada di Kabupaten Subang.
Relokasi yang dilakukan oleh Pemda Subang bukan yang pertama, sebelumnya dalam kurun waktu September 2010 hingga Mei 2011 pihak Universitas Indonesia telah berhasil merelokasi 10 pohon Baobab dari habitat aslinya di kawasan PT Sang Hyang Sri dan PG Rajawali, Kabupaten Subang.
Menurut Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor UI yang memprakarsai relokasi Baobab ke kampusnya,  menyatakan bahwa kandungan air baobab bisa mencapai 70 persen dari berat tubuhnya. Buah baobab diduga memiliki kandungan vitamin C hingga enam kali lebih banyak dari jeruk. Kadar kalsiumnya juga lebih tinggi ketimbang susu. Sedangkan daun pohon ini dapat digunakan untuk sayur dan kulit pohonnya juga dapat digunakan untuk membuat tali, bahkan pakaian. Pohon ini juga mengandung zat-zat yang dipergunakan sebagai obat tradisional. Di Eropa, buah pohon baobab telah diterima luas sebagai produk alam. Dagingnya diproduksi dalam kemasan bubuk yang khusus dipergunakan masyarakat sebagai penambah bahan untuk mengolah sup dan berbagai makanan olahan lain. “Ini pohon masa depan, buahnya dijuluki superfruit,” kata Gumilar.”
Semoga relokasi dan pemeliharaan pohon baobab ini dilakukan dengan profesional sehingga tujuan konservasi dapat tercapai, bukan sekedar relokasi asal-asalan.