• SEJARAH SUBANG

    Seperti halnya daerah lain, wilayah Subang juga telah mengalami berbagai fase sejarah yang unik. Bebagai fase sejarah yang telah dilalui tersebut telah membentuk wajah Subang saat ini...

  • PESONA SUBANG

    Pesona daerah Ciater, Subang, Jawa Barat bukan hanya pemandian air panasnya saja. Keindahan panorama lereng Gunung Tangkuban Perahu menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat ini. Menanti munculnya sang fajar adalah waktu yang sangat tepat Anda berkunjung ke sini...

  • MUSEUM WISMA KARYA

    Ulang tahun Subang baru saja berlalu begitu saja, dan tak banyak orang yang tahu catatan sejarah mengapa tanggal itu dijadikan hari lahir kota ini. Padahal, tepat di pusat kota ini, di titik paling strategis di kota ini, hal itu dapat ditelusuri...

  • WONDERFUL SUBANG

    Subang, sebuah kota unik di pesisir utara pulau jawa. Kota ini memiliki landscape yang lengkap mulai deretan pegunungan di sebelah selatan, dataran rendah di tengah dan hamparan pantai di utara jawa (Pantura) di tambah denga kekayaan flora dan fauna yang menakjubkan. Beragam seni budaya yang dimilikinya menjadikan Subang kota yang memilki potensi pariwisata yang besar untuk berkembang...

Raja Galuh kembali dikukuhkan! Ini bukanlah raja dalam arti sebenarnya. Hanya sebuah upacara adat yang dilakukan oleh Lembaga Adat Keraton Galuh Pakuan di Subang, Jabar. Acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya Sunda yang mulai tergerus dengan budaya asing.


 Para Tokoh Adat se Nusantara


Ada yang menarik jika Minggu (18/03/2012), Anda berkunjung ke Subang, Jawa Barat. Bertempat di Museum Wisma Karya Subang sedang dilaksanakan upacara pengukuhan Raja Galuh Pakuan. Acara yang sarat dengan adat dan seni budaya ini nyatanya banyak menarik perhatian para pengunjung yang sedang berada di sana.
Raja yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah raja dalam arti sesungguhnya. Akan tetapi, hanya simbol sebagai pemegang tampuk kepemimpinan sebuah lembaga adat bernama Lembaga Adat Keraton Galuh Pakuan. Adanya pengukuhan ini merupakan salah satu acara untuk mempertahankan kebudayaan Sunda di Kabupaten Subang. Acara ini pun dilakukana sebagai bentuk upaya menguatkan budaya Sunda di semua lapisan masyarakat.

 Perkusi Bambu Sagala Ditakol

Para tokoh masyarakat Sunda, pemimpin adat dari Cirebon, Sriwijaya, Sumedang Larang, Mataram, Bali, Pajajaran, Galuh, dan Pemimpin Pemuda Adat Papua pun turut hadir dalam gegap gempita acara yang resmi diadakan oleh Kabupaten Subang. Kehadiran para tokoh dari berbagai suku inilah yang membuat suasana Indonesia dari beragam suku semakin terasa di sana.


 Menari di Iringi Gembyung


 Toleat, Alat Musik Khas Subang


Mengantarkan penoton menuju kemeriahan upacara pengukuhan ini memperlihatkan berbagai kesenian khas Sunda menjadi pilihan yang sangat tepat. Perkusi bambu yang diberi nama Perkusi Sagala Ditakol (segala dipukul) mengawali sesi hiburan yang sangat menarik. Perkusi yang dibawakan oleh anak-anak sekolah ini pun turut mengundang decak kagum para pengunjung.
Selanjutnya, Toleat yang merupakan alat musik khas Subang menghipnotis para pengunjung. Alat musik yang terbuat dari bambu ini dipadukan dengan kecapi sehingga menimbulkan nada yang begitu menenangkan seakan membawa para penonton ke alam pedesaan.

 Menari Bersama Diiringi Gembyung


Menari bersama diiringi oleh musik Gembyung yang dibawakan oleh anak–anak muda menjadi penutup acara yang paling hangat. Gembyung merupakan kesenian yang di gunakan dalam penyebaarn Islam di daerah Pantura, Cirebon dan sekitarnya. Para tokoh adat dan pengunjung yang hadir berbaur menari bersama. Hal ini menjadi pemandangan yang sangat menyegarkan dan apik. Seluruh orang dari berbagai suku di Indonesia hadir dan menari bersama dalam satu alunan musik.(detik.travel/budiana)

Seru! Bisa Turun Langsung ke Kawah Tangkuban Perahu

Bukan hanya keindahan Kawah Ratu yang bisa dinikmati di Tangkuban Parahu. Ada pula Kawah Domas yang sangat menarik untuk dikunjungi. Bahkan di Kawah Domas, wisatawan bisa turun langsung lebih dekat dengan kawah.


Tangkuban parahu, gunung yang menjadi tujuan wisata utama di Jawa Barat ini menyimpan eksotika yang luar biasa di setiap sudutnya. Tak hanya Kawah Ratu yang menjadi daya tarik Tangkuban Parahu. Selain hutan eksotis, ada juga beberapa kawah lain yang bisa di kunjungi bahkan bisa turun langsung ke dekat kawah, salah satunya kawah domas.
Lokasi Kawah Domas berada di lereng utara Gunung Tangkuban Parahu. Jaraknya hanya sekitar 1,2 km ke arah utara Kawah Ratu. Dari tempat parkir kendaraan, kita hanya perlu berjalan sedikit ke bawah kemudian akan terlihat gerbang menuju Kawah Domas. Nah, dari gerbang ini untuk menuju Kawah Domas pengunjung harus menyusuri jalan setapak di tengah hutan yang teduh oleh rimbunan pepohonan.


Pohon–pohon yang tumbuh di sepanjang jalan setapak hampir semuanya terdiri dari jenis yang sama, yaitu pohon manarasa. Pohon ini tak terlalu tinggi tapi bentuknya eksotis dengan cabang pohonnya yang sangat banyak dan meliuk-liuk. Sementara itu, jalan setapak yang kita lewati hampir semuanya didominasi oleh tanaman lumut akan lebih licin tapi warnanya yang hijau sangat memberi sensasi ketenangan.
Dalam perjalanan sesekali kabut turun dan membuat suasana menjadi gelap seketika. Hal ini justru menjadikan suasana hutan menjadi lebih eksotis. Seketika Anda akan teringat adegan film Lord of The Ring, ketika Elf membawa Frodo ke hutan yang penuh misteri.
Jalan yang agak curam dan banyaknya anak tangga yang harus anda lewati sedikit menguras tenaga karena itu siapkan persediaan air minum yang cukup. Tapi, rasa lelah yang dirasakan akan lenyap seketika sesampainya di Kawah Domas.
 

Selain bisa mengabadikan keindahan alam kita juga bisa merendam kaki di kubangan–kubangan kawah. Hal ini akan membuat pegal–pegal di kaki sedikit hilang. Konon air kawah ini juga berkhasiat mengobati berbagai penyakit kulit.
Pemandangan Kawah Domas didominasi oleh batuan gunung berwarna putih. Pada bagian tertentu berwarna kuning, terutama pada rongga-rongga yang mengeluarkan asap belerang. Di sudut lain, ada yang menarik lho! Kita bisa merebus telur di dalam kubangan kawah yang bersuhu sekitar 94–98 derajat Celcius selama 10 menit. Dan, telur rebus kawah ini aman untuk di makan.



Pengujung Kawah Domas tak terlalu banyak. Jalan yang curam menuju Kawah Domas membuat orang berfikir ulang mengunjunginya karena tentu mereka harus melewati jalan mendaki yang menguras tenaga sepulangnya dari Kawah Domas. Padahal ada jalan pintas untuk mengunjungi Kawah Domas, yaitu dari Gerbang Utama Tangkuban Parahu menuju Kawah Ratu di sebelah kanan jalan Anda akan menemukan gerbang kecil menuju Kawah Domas. Jika melewati jalur ini jalan yang dilewati relatif datar dan tidak menguras tenaga.

350 Tahun Kekuasaan Belanda Berakhir di Rumah Ini

Rumah Sejarah Kalijati menjadi saksi perpindahan kekuasaan Indonesia dari Belanda kepada Jepang. Para wisatawan kini berdatangan ke tempat itu untuk napak tilas detik-detik terakhir masa penjajahan Belanda di Indonesia.
70 Tahun silam (8/3/1942) kekuasaan Belanda yang telah menguasai bumi pertiwi selama 350 tahun berakhir begitu saja di subuah rumah kecil di wilayah Desa Kalijati Barat. Lebih tepatnya rumah yang dikenal dengan nama Rumah Sejarah Kalijati ini terletak di Kompleks Garuda E25 Lanud Suryadarma, Desa Kalijati Barat, Kecamatan Kalijati, Jawa Barat.



Setelah 350 tahun menguasai bumi pertiwi Indonesia akhirnya Belanda menyerahkan kekuasaannya di nusantara kepada Jepang (8/03/1942) yang baru beberapa hari mendarat di Pulau Jawa. Peristiwa yang terjadi tak lebih dari 10 menit itu menjadi hal yang memalukan bagi bangsa Belanda dan menjadi awal penjajahan Jepang di Indonesia.
Rumah Sejarah kalijati menjadi saksi bisu berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Di dalam rumah  berukuran 10 x 10 meter ini terdapat sebuah meja kayu dengan alas kotak-kotak hitam putih dengan delapan kursi kuno yang dahulu menjadi tempat perundingan, dan tempat ini semacam ruang tamu. Masih di dalam ruangan yang sama juga terdapat pula lukisan, foto–foto kuno, pedang, jam dinding, dan benda-benda kuno lainnya termasuk sebuah prasasti dari marmer sebagai peringatan pendaratan pasukan Jepang di Pulau Jawa.
Pada bagian kiri ruang tamu terdapat sebuah ruangan yang disebut kamar depan. Pada ruangan inilah terpampang foto-foto yang berkaitan dangan beberapa peristiwa termasuk penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang. Menariknya, penyajian foto-foto tersebut berdasarkan kronologis dan stiap foto dilengkapi dengan keterangan.




Satu lokasi dengan Rumah Sejarah Kalijati juga terdapat Museum Amerta Dirgantara Mandala. Museum ini menjadi "museum hidup" dengan maksud untuk menampung dan memelihara pesawat yang telah dihapus dari kekuatan TNI AU sehingga pesawat tersebut tetap dapat diterbangkan.
Pesawat–pesawat kuno yang masih dapat diterbangkan ini tertata rapi di hangar. Dan, di sudut lain museum ini terdapat ruang pameran sejarah perkembangan Sekolah Penerbangan di Indonesia dari awal hingga sekarang, yaitu berupa foto-foto dan benda-benda bernilai sejarah peninggalan Sekolah Penerbangan yang disusun secara sistematis.






Gedung–gedung dan perumahan kuno yang terdapat di Kompleks Lanud ini menjadi pemandangan menarik, terutama bagi pecinta wisata sejarah. Selain banyak dikunjungi oleh pelajar, sering juga turis dari Belanda dan Jepang  yang berkunjung ke sini, biasanya mereka memiliki atau ingin melihat historis tempat ini.
Lokasi wisata sejarah ini dapat ini terletak kira-kira 15 km arah barat pusat kota Subang. Bila menempuh perjalanan dari Jakarta sekitar 170 km atau sekitar 2,5 jam perjalanan. Dari Jakarta arahkan kendaraan Anda melalui tol Cikampek kemudian keluar dari pintu tol Sadang dan menuju ke Subang. (foto budparjabar)