• SEJARAH SUBANG

    Seperti halnya daerah lain, wilayah Subang juga telah mengalami berbagai fase sejarah yang unik. Bebagai fase sejarah yang telah dilalui tersebut telah membentuk wajah Subang saat ini...

  • PESONA SUBANG

    Pesona daerah Ciater, Subang, Jawa Barat bukan hanya pemandian air panasnya saja. Keindahan panorama lereng Gunung Tangkuban Perahu menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat ini. Menanti munculnya sang fajar adalah waktu yang sangat tepat Anda berkunjung ke sini...

  • MUSEUM WISMA KARYA

    Ulang tahun Subang baru saja berlalu begitu saja, dan tak banyak orang yang tahu catatan sejarah mengapa tanggal itu dijadikan hari lahir kota ini. Padahal, tepat di pusat kota ini, di titik paling strategis di kota ini, hal itu dapat ditelusuri...

  • WONDERFUL SUBANG

    Subang, sebuah kota unik di pesisir utara pulau jawa. Kota ini memiliki landscape yang lengkap mulai deretan pegunungan di sebelah selatan, dataran rendah di tengah dan hamparan pantai di utara jawa (Pantura) di tambah denga kekayaan flora dan fauna yang menakjubkan. Beragam seni budaya yang dimilikinya menjadikan Subang kota yang memilki potensi pariwisata yang besar untuk berkembang...

Status Tangkuban Parahu Kembali Normal

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencabut status waspada Gunung Tangkuban Parahu. Terhitung pukul 16.30 WIB (18 Maret 2013), status Tangkuban Parahu diturunkan kembali menjadi normal atau level I. Mulai hari selasa, tanggal 19 Maret 2013 TWA Tangkuban Parahu pukul 10.00 mulai dibuka kembali untuk umum.

"Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, deformasi, visual, pengukuran gas, suhu kawah dan tanah serta analisis data, maka status Gunung Tangkuban Parahu diturunkan dari waspada jadi normal," kata Kepala PVMBG Surono di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Senin (18/3/2013).

Dari segi kegempaan jumlahnya kini sangat sedikit jika dibanding beberapa waktu lalu. Terhitung 14-18 Maret tercatat hanya ada 1 kali gempa vulkanik dalam, 14 gempa vulkanik dangkal, serta 5 gempa tektonik jauh. Bahkan sejak 8 Maret, tremor sudah tidak ada di lokasi.

"Deformasi juga menunjukkan adanya penurunan, dan stabil," ucap Surono.

Kadar SO2 di sekitar lokasi yang awalnya mencapai 5,3 ton per hari, saat ini jumlahnya jauh lebih sedikit yaitu 2,1 ton per hari. Sedangkan konsentrasi gas CO2 dan H2S di dekat dasar Kawah Ratu masing-masing sekitar 600 ppm dan 11 ppm.

Meski sudah berstatus normal, ia mengimbau agar pengunjung atau wisatawan tidak turun ke dasar kawah Ratu dan Upas. Bahkan pada malam hari diharapkan tidak tidur di sekitar kiosnya yang ada di dekat Kawah Ratu.

"Walaupun gas sudah turun, tapi masih relatif keluar. Jika mendung, saya khawatir terjadi akumulasi dan tersebar di sekitar Kawah Ratu dan mengganggu warga yang ada di sekitar," jelas Surono.

Warga juga diminta tetap waspada mengantisipasi berbagai hal. "Masyarakat juga diharapkan tidak terpancing dengan isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," tandas Surono.

Sumber : Detik

BATIK SUBANG


Sejak dikukuhkan menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, batik Indonesia mengalami perkembangan cukup signifikan.  Setiap daerah di Indonesia berlomba-lomba mempromosikan motif batik khas daerahnya, demikian pula daerah yang tidak memiliki  budaya membatik, kini mulai merintis mengembangkan batik dengan motif yang menggambarkan ciri khas daerahnya masing-masing.


Batik dengan motif daun teh dan kukupu

Salah satu pelopor pengembangan batik di Subang adalah Arves Batik yang berlokasi di daerah Cinangsi, Kecamatan Cibogo. Industri batik rumahan pimpinan Bapak Wawang Suwarno ini mulai dirintis sejak sekitar tahun 2009 silam. Disini, batik benar-benar diproduksi dari tahap awal menggambar hingga tahap akhir pemberian warna. Pengrajin batik yang lainnya di Subang, hanya membuat gambar motif kemudian memproduksi batiknya di luar Subang.  


Batik motif ganasan

Motif batik yang diproduksi menggambarkan ciri khas wilayah Subang, diantaranya motif batik ganasan yang terinspirasi corak buah nanas yang merupakan buah khas Subang. Adapula motif sisingaan, daun teh, kukupu dan lain – lain yang menggambarkan flora, fauna dan kekayaaan budaya yang menjadi ciri khas wilayah Subang. 

Batik motif perpaduan ganasan dan flora Subang

Batik ganasan adalah motif yang sangat mungkin untuk lebih dikembangakan dan dapat menjadi motif batik  identitas Subang. Motif Ganasan bisa berupa corak kulit nanas, bentuk buah nanas ataupun bentuk daun nanas.

Batik motif ganasan 



 Motif lainnya :
 Motif Gubernuran



 Motif ganasan yang belum di celup warna


Batik Subang juga pernah diangkat dalam acara MATA LENSA, yaitu sebuah acara bertema fotografi hasil kreatifitas komunitas foto Bingkai Fotografi Subang yang ditayangkan di ANTV. Ulasannya dapt disimak dalam artikel SUBANG DALAM MATA LENSA.



ARVES BATIK
Alamat              : Griya Cinangsi Asri Blok B 256-258 Cibogo, Subang
Contact Person : Wawang Suwarno (Owner)
No. Telepon      : 087828413369 / 085222272099 / 0260-416989

HASIL PILGUB JABAR DI SUBANG


Pemilihan Gubernur Jawa Barat baru saja usai, meskipun KPU Jawa Barat belum menetapkan secara resmi pemenangnya namun berdasarkan hasil Quick Count maupun Real Count KPU hampir dipastikan petahana Ahmad Heryawan akan melanjutkan kepemimpinannya, kali ini bersama pasangan barunya Deddy Mizwar. Berdasarkan hasil real count KPU petahana Ahmad Heryawan menduduki peringkat pertama raihan suara sebesar  31.9%, diikuti Rieke 28.7%, Dede 25.2%, Yance 12.4% dan Dikdik 1.7%. 

Berbeda dengan hasil seluruh Jawa Barat, di Subang pasangan Rieke dan Teten justru memperoleh raihan suara terbanyak sama dengan wilayah Pantura Jabar lainnya. Rieke-Teten meraih 28.4% suara masyarakat Subang, disusul pasangan Aher-Demiz 25.4% suara, Dede-Lex 22.6%, Yance-Tatang 20.6% dan Dikdik-Cecep 2.9% suara.



Pasangan PATEN menang di 15 kecamatan di Kabupaten Subang, terutama di pantura. Kecamatan tersebut adalah Kalijati, Pabuaran, Purwadadi, Pagaden, Binong, Ciasem,  Pamanukan, Blanakan, Patok Beusi, Cibogo, Cipunagara, Cipeundeuy, Cikaum, Serang Panjang dan Pusakajaya. Pasangan ini meraih suara cukup signifikan di Pusakajaya 36.2% dan Cikaum 40.3%.

Pasangan Aher-Demiz menang di 7 Kecamatan, terutama di Subang bagian Tengah dan Selatan yaitu : Cisalak, Subang kota, Cijambe, Pagaden barat, Kasomalang, Ciater dan Dawuan.
Pasangan Yance-Tatang menang di 6 Kecamatan, yaitu: Pusakanagara, Tanjungsiang, Compreng, Legonkulon, Sukasari dan Tambak dahan. Yance menang signifikan di Compreng 37.5%, Legonkulon 36.4% dan Tambakdahan 40%.

Pasangan Dede-Lex menang di 2 Kecamatan yaitu Sagalaherang dan Jalan Cagak. Kemenangan Dede di Sagalaherang mencapai 35.6%. 

Ada beberapa hal yang menarik untuk dicermati berdasarkan data di atas. Kemenangan PATEN terutama terjadi di wilayah Pantura Subang dan sebagian wilayah tengah. Namun, untuk wilayah Pantura sebelah timur tenyata PATEN harus berbagi kedudukan dengan Yance. Di wilayah yang berbatasan dengan Indramayu ini Yance memenangkan pertarungan, kecuali di Pamanukan dan Pusaka Jaya berada di posisi dua raihan suara, kalah dari pasangan PATEN.     



Berbeda dengan wilayah Pantura, dimana PATEN berbagi posisi dengan Yance, di wilayah tengah dan selatan justru Aher-demiz dan Dede-Lex yang menjadi pemenang. Di wilayah ini, Aher berbagi kedudukan pertama dengan Dede-Lex kecuali di Serang Panjang yang dikuasai PATEN dan Tanjungsiang yang dikuasai Yance.  

Fenomena yang terjadi di Serangpanjang dan Tanjungsiang sangat menarik, di kedua wilayah ini justru pemenangnya tidak mengikuti “trend” seperti kecamatan sekitarnya dimana pasangan Aher-Demiz dan Dede-Lex yang berkuasa.

Jadi, berdasarkan trend yang terjadi dapat disimpulkan bahwa wilayah Pantura Subang dikuasai Rieke-Teten dan Yance-Tatang sedangkan di Wilayah Selatan dikuasai Aher-Demiz dan Dede-Lex.

Sayang, pesta demokrasi rakyat Jawa Barat ini tidak disambut antusias warga Subang untuk menggunakan hak pilihnya. Angka golput di Subang masih tergolong tinggi yaitu sekitar 32% atau hanya 68% masyarakat yang datang ke TPS. DPT Pilgub Jabar Kabupaten Subang sebanyak 1.164.562 pemilih dan yang menggunakan hak pilihnya hanya 792.537 pemilih.