Seperti halnya daerah lain, wilayah Subang juga telah mengalami berbagai fase sejarah yang unik. Bebagai fase sejarah yang telah dilalui tersebut telah membentuk wajah Subang saat ini...
Pesona daerah Ciater, Subang, Jawa Barat bukan hanya pemandian air panasnya saja. Keindahan panorama lereng Gunung Tangkuban Perahu menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat ini. Menanti munculnya sang fajar adalah waktu yang sangat tepat Anda berkunjung ke sini...
Ulang tahun Subang baru saja berlalu begitu saja, dan tak banyak orang yang tahu catatan sejarah mengapa tanggal itu dijadikan hari lahir kota ini. Padahal, tepat di pusat kota ini, di titik paling strategis di kota ini, hal itu dapat ditelusuri...
Subang, sebuah kota unik di pesisir utara pulau jawa. Kota ini memiliki landscape yang lengkap mulai deretan pegunungan di sebelah selatan, dataran rendah di tengah dan hamparan pantai di utara jawa (Pantura) di tambah denga kekayaan flora dan fauna yang menakjubkan. Beragam seni budaya yang dimilikinya menjadikan Subang kota yang memilki potensi pariwisata yang besar untuk berkembang...
Diposting oleh
BUDIANA On Senin, 04 Februari 20135
komentar
“Ditengah sebuah hutan, tiba-tiba Dayang Sumbi kaget melihat tanda
bekas luka di kepala Sangkuriang. Ia tersadar, bahwa seorang lelaki yang akan
ia nikahi ternyata anaknya sendiri….”
Adegan tersebut kembali diperagakan oleh dua orang model di depan puluhan
fotografer Subang yang tergabung dalam Bingkai Fotografi Subang. Komunitas ini mencoba memvisualisasikan
kembali adegan demi adegan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi melalui karya
foto. Dua orang model dengan balutan busana
yang anggun dipersiapkan untuk memerankan kedua tokoh legenda ini.
Hunting foto bertema legenda
Subang yang dilakukan oleh Bingkai Fotografi Subang (BFS) kali ini bukan
hunting foto biasa, kali ini kegiatan BFS diliput oleh team MATA LENSA, sebuah
acara tentang fotografi yang ditayangkan stasiun televisi ANTV setiap selasa
malam. Hunting foto sekaligus syuting ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 Januari
2012 dan sudah di tayangkan dalam acara MATA LENSA episode 19 pada tanggal 29
Januari lalu.
Selain Sangkuriang dan Dayang
Sumbi, Bingkai Fotografi Subang juga mencoba mengangkat tokoh lain dalam
legenda tersebut yaitu Dewi Srenggawati. Menurut sebuah sumber, Dewi
Srenggawati adalah ibunda dari Dayang Sumbi, beliau adalah seorang Dewi yang
kemudian dikutuk menjadi seekor babi hutan dan diusir dari Kayangan karena
telah berbuat kesalahan. Dewi Srenggawati kemudian lebih dikenal dengan bagong
Wayungyang. Seorang model dalam balutan busana layaknya seorang dewi memerankan
tokoh ini dengan sempurna.
Dalam sesi yang lain, BFS mencoba
mengangkat sejarah Subang. Dalam sesi ini seorang model memerankan seorang noni
Belanda yang sedang berjalan-jalan bersama kudanya di perkebunan teh. Hal ini
untuk menggambarkan Subang tempo dulu yang merupakan wilayah perkebunan milik
Belanda. Kemudian noni Belanda tersebut juga berpose di Rumah sejarah Lanud Suryadarma,
Kalijati. Kondisi rumah yang bergaya kolonial ditambah dengan sisi sejarahnya sangat
kuat, berhasil menggambarkan Subang tempo dulu.
Selanjutnya BFS mengangkat sesi
foto dengan Batik Subang. BFS bermaksud mengenalkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa Subang juga memiliki motif
batik yang khas. Dua orang model berpose menggunakan busana dengan beberapa
motif batik khas Subang, diantaranya motif ganasan yang terinspirasi dari buah
nanas. Lokasi yang digunakan untuk sesi ini adalah di pesawahan Kampung Mande,
Sagalaherang dan hutan bambu di hutan kota Ranggawulung.
Tema yang diangkat dalam sesi selanjutnya
adalah Sexy in the Forest. Disesi terakhir ini dua orang model cantik berpose
di perkebunan karet. Jejeran pohon karet menambah artistik hasil foto. Kemudian
masih dengan tema yang sama para model kemudian berpose dibawah keindahan curug
di Capolaga Adventure Camp.
Acara MATA LENSA sesi “SUBANG”
ini ternyata mendapat respon yang positif dari para penggemar fotografi di
seluruh Indonesia setelah penayangannya. Mereka sangat terkesan dengan hasil
foto para fotografer Subang. Hal ini cukup membanggakan, bahwa ternyata
komunitas foto di Subang tidak kalah dengan komunitas dari kota besar
sekalipun.
Di sisi lain acara ini juga bisa menjadi
sarana promosi pariwisata Kabupaten Subang sesuai dengan misi BFS yaitu
mengeksplorasi dan mempromosikan segala potensi keindahan alam dan budaya Subang.
Dalam sebuah situs jejaring sosial, seseorang yang berasal dari Jawa Timur
menulis : “...hasil
jepretannya kmaren di mata lensa buagus buagus,membuat orang pengen berkunjung
ke subang :) ...”
Semoga
semakin banyak lagi insan kreatif di Subang, sehingga bisa mengenalkan Subang
ke seluruh tanah air….