Udara dingin Kota
Subang subuh itu tidak mengurungkan niat untuk mewujudkan rencana yang
telah disepakati. Tidak tanggung–tanggung kita berencana "pergi ke atas
awan", menikmati suasana pagi di lereng Gunung Tangkuban Parahu.
Berat rasanya mata untuk terbuka di pagi buta tapi demi rencana yang
telah tersusun sehari sebelumnya, kami sepakat untuk berangkat ke lereng
Gunung Tangkuban Perahu. Setelah melakukan salat Subuh, kami bergegas
memacu kendaraan menuju daerah Ciater yang merupakan bagian lereng
Gunung Tangkuban Parahu. Memacu sepeda motor dengan kecepatan maksimal
demi mengabadikan momen indah terbitnya sang mentari.
Sesampainya di tempat tujuan, kami langsung mempersiapkan kamera
masing-masing. Kami berjaga menanti sang mentari menampakkan wajahnya
pagi itu.
Sesuai dengan rencana, pagi itu kami benar-benar seperti berada di
atas awan. Gumpalan-gumpalan awan putih berarak di antara bukit-bukit
yang berada di kaki Gunung Tangkuban Parahu. Sementara fajar mulai
menyelinap dari balik puncak Gunung Cangak. Semburat cahaya seakan
memancar dari puncak Gunung Cangak, membuat langit dan rimbunan pohon
teh di Ciater menguning keemasan. Indah sekali pagi itu.
Suhu dingin menjadi tak terasa karena kami asyik mengabadikan momen
indah itu. Walaupun, momen itu tak berlangsung lama keindahannya tetap
terekam dlam bidikan lensa kamera dan mata.
Kemudian, kami melanjutkan perjalanan sedikit ke atas, tepatnya ke
daerah Dayang Sumbi untuk mencari objek foto yang lain. Tempat ini
hanyalah sebuah bukit kecil yang berada di pinggir jalan antara objek
wisata Sari Ater dan Tangkuban Parahu. Entah bagaimana awalnya tempat
ini dinamakan Dayang Sumbi yang pasti penduduk setempat memang sangat
lekat dengan legenda Sangkuriang.
Di sana kendaraan kami parkir di jongko atau warung penjual jagung
bakar. Sambil menikmati segelas teh hangat, tak hentinya kami
mengabadikan keindahan pagi itu dengan lensa kamera. Tak jauh dari
tempat kami meminum teh, para petani teh mulai berdatangan. Mereka mulai
menyiapkan perlengkapan kerja pagi itu. Sebagian dari mereka
menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu di atas truk perkebunan.
Suasana ini pun tak luput dari bidikan mata lensa kamera.
Sementara itu, gerombolan awan putih masih bergumpal di kaki bukit,
seperti berada tepat di bawah kaki kami. Awan-awan tersebut seakan-akan
membeku karena udara yang sangat dingin. Ketika kami pulang, gumpalan
awan itu mulai bergerak menjauh seiring dengan semakin tingginya
mentari.
Bagi yang ingin menikmati sensasi di atas awan seperti ini bisa
menginap di villa-villa atau hotel yang berada di sekitar Ciater. Dengan
begitu, Anda bisa menjangkau lereng Gunung Tangkuban Perahu hanya
dengan bersepeda atau bahkan berjalan kaki dari penginapan. (www.travel.detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar