Rumah Sejarah Kalijati menjadi saksi perpindahan kekuasaan Indonesia
dari Belanda kepada Jepang. Para wisatawan kini berdatangan ke tempat
itu untuk napak tilas detik-detik terakhir masa penjajahan Belanda di
Indonesia.
70 Tahun silam (8/3/1942) kekuasaan Belanda yang telah menguasai bumi
pertiwi selama 350 tahun berakhir begitu saja di subuah rumah kecil di
wilayah Desa Kalijati Barat. Lebih tepatnya rumah yang dikenal dengan
nama Rumah Sejarah Kalijati ini terletak di Kompleks Garuda E25 Lanud
Suryadarma, Desa Kalijati Barat, Kecamatan Kalijati, Jawa Barat.
Setelah 350 tahun menguasai bumi pertiwi Indonesia akhirnya Belanda
menyerahkan kekuasaannya di nusantara kepada Jepang (8/03/1942) yang
baru beberapa hari mendarat di Pulau Jawa. Peristiwa yang terjadi tak
lebih dari 10 menit itu menjadi hal yang memalukan bagi bangsa Belanda
dan menjadi awal penjajahan Jepang di Indonesia.
Rumah Sejarah kalijati menjadi saksi
bisu berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Di dalam rumah
berukuran 10 x 10 meter ini terdapat sebuah meja kayu dengan alas
kotak-kotak hitam putih dengan delapan kursi kuno yang dahulu menjadi
tempat perundingan, dan tempat ini semacam ruang tamu. Masih di dalam
ruangan yang sama juga terdapat pula lukisan, foto–foto kuno, pedang,
jam dinding, dan benda-benda kuno lainnya termasuk sebuah prasasti dari
marmer sebagai peringatan pendaratan pasukan Jepang di Pulau Jawa.
Pada bagian kiri ruang tamu terdapat
sebuah ruangan yang disebut kamar depan. Pada ruangan inilah terpampang
foto-foto yang berkaitan dangan beberapa peristiwa termasuk penyerahan
kekuasaan Belanda kepada Jepang. Menariknya, penyajian foto-foto
tersebut berdasarkan kronologis dan stiap foto dilengkapi dengan
keterangan.
Satu lokasi dengan
Rumah Sejarah Kalijati juga terdapat Museum Amerta Dirgantara Mandala.
Museum ini menjadi "museum hidup" dengan maksud untuk menampung dan
memelihara pesawat yang telah dihapus dari kekuatan TNI AU sehingga
pesawat tersebut tetap dapat diterbangkan.
Pesawat–pesawat kuno
yang masih dapat diterbangkan ini tertata rapi di hangar. Dan, di sudut
lain museum ini terdapat ruang pameran sejarah perkembangan Sekolah
Penerbangan di Indonesia dari awal hingga sekarang, yaitu berupa
foto-foto dan benda-benda bernilai sejarah peninggalan Sekolah
Penerbangan yang disusun secara sistematis.
Gedung–gedung dan
perumahan kuno yang terdapat di Kompleks Lanud ini menjadi pemandangan
menarik, terutama bagi pecinta wisata sejarah. Selain banyak dikunjungi
oleh pelajar, sering juga turis dari Belanda dan Jepang yang berkunjung
ke sini, biasanya mereka memiliki atau ingin melihat historis tempat
ini.
Lokasi wisata sejarah
ini dapat ini terletak kira-kira 15 km arah barat pusat kota Subang.
Bila menempuh perjalanan dari Jakarta sekitar 170 km atau sekitar 2,5
jam perjalanan. Dari Jakarta arahkan kendaraan Anda melalui tol Cikampek
kemudian keluar dari pintu tol Sadang dan menuju ke Subang. (foto budparjabar)
0 komentar:
Posting Komentar