Subang Carnival 2013 kembali
digelar, event tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT
Kabupaten Subang yang ke-65 ini menarik perhatian ribuan warga dan wisatawan
yang sedang berkunjung ke Subang.
Acara yang dimulai sejak pukul
08.00 pagi itu diawali dengan konvoi puluhan kendaraan hias yang berasal dari instansi
pemerintahan, kecamatan, dan desa di Kabupaten Subang. Masing – masing kendaran
dihias menurut potensi atau keunikan
daerahnya masing – masing.
Kendaraan hias dari daerah pantura
misalnya dibentuk menjadi ikan raksasa
atau perahu nelayan yang menunjukkan potensi kelautan daerah tersebut.
Sedangkan daerah Selatan Subang banyak yang menghias kendaraannya dengan
berbagai hasil pertanian seperti buah-buahan, bunga dan hasil tani lainnya yang
menjadi ciri khas masing-masing daerah.
Acara semakin meriah dengan turut
sertanya ribuan pelajar, seniman, komunitas unik dan berbagai pihak yang turut
serta dalam acara tersebut dengan kostum yang bereaneka ragam dengan corak yang
meriah pula. Diantaranya ada puluhan sepeda ontel lengkap dengan pengayuh
sepedanya yang berpakaian ala jaman dulu. Ada pula segerombolan orang yang menamakan
dirinya “dayak pantura” yang berpakaian unik yang menurut mereka mirip suku
dayak di Kalimantan.
Bukan hanya itu, gerombolan buto juga membuat acara menjadi semakin seru. Ibu-ibu yang ternyata biduan ini dengan sukarela wajahnya dilukis sehingga mirip buto jadi-jadian. Tingkah polah mereka mengundang gelak tawa yang menyaksikannya.
Kemeriahan acara semakin terasa
ketika berbagai jenis kesenian dipertontonkan oleh setiap daerah. Kesenian
sisingaan, mamanukan, jaipong, angklung dan kesenian khas lainnya menjadi
tontonan yang sangat menarik bagi para wisatawan. Atraksi marching band dari
ratusan pelajar juga menjadikan suasana lebih meriah.
Namun yang menjadi daya tarik
utama acara karnaval itu adalah puluhan anak kecil yang membawakan tarian
Sisingaan yang merupakan kesenian khas Subang. Dengan luwes dan lucu mereka
menari sambil mengusung boneka singa. Meskipun kadang beberapa gerakan mereka
tidak kompak, tapi justru kesalahan gerak tari yang mereka tampilkan malah
menjadi hiburan tersendiri bari para pengunjung dan mengundang gelak tawa. Yang
tak kalah menarik, selain sisingaan anak-anak kecil juga ada yang menampilkan
kesenian angklung, alat musik khas Jawa Barat.
Karnaval yang berlangsung di
sepanjang jalan Otoiskandardinata kota Subang ini berlangsung sekitar 4 jam.
Acara yang sudah menjadi event wisata tahunan kabupaten Subang ini membuat kemacetan
dibeberapa ruas jalan disekitar tempat acara. Namun hal ini tidak menyurutkan
minat ribuan warga untuk menyaksikannya.
Selain acara pawai budaya ini dalam rangka
memperingati HUT Kabupaten Subang yang ke-65 juga digelar berbagai pentas seni
lainnya, termasuk pagelaran Wayang Golek semalam suntuk.
0 komentar:
Posting Komentar