Seluruh isi blog ini telah dialihkan ke www.kotasubang.com . Mari saling informasi sadaya perkawis Subang di Twitter @kotasubang

Pengusaha atau wirausaha sanitasi binaan WSP (World Bank's Water and Sanitation Program) adalah pengusaha sanitasi lokal dengan model bisnis layanan sanitasi satu atap, mengerjakan konstruksi jamban sehat dan aman, serta menawarkan skema cicilan pembiayaan jamban.
Pelatihan, fasilitasi, dan pembinaan wirausaha sanitasi lokal saat ini dilakukan WSP di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Salah satu yang telah dilatih dan langsung terjun ke masyarakat adalah Warga (48 tahun), pengusaha sanitasi asal Desa Ponggang, Subang, Jawa Barat.
Warga atau yang juga dikenal dengan nama Edo, mengatakan bahwa masih banyak warga di desanya yang melakukan praktik BAB sembarangan, baik di kebun atau sungai. Hanya beberapa rumah yang memiliki jamban sendiri. Akibatnya, kotoran-kotoran manusia mencemari badan air, sungai dan tanah. Kasus diare pun banyak terjadi.
"Pertama ikut pelatihan wirausaha WSP di Jombang, Jatim, 29 April sampai 3 Mei 2012. 16 Juni 2012 sudah mulai bikin jamban. Alhamdulillah sekarang sudah bikin 105 jamban," tutur Warga, saat ditemui di kediamannya di Desa Ponggang, Serangpanjang, dalam rangka kunjungan 'Hari Air Sedunia 2013', Subang, Jawa Barat, Senin (20/3/2013).
Warga yang dulunya bekerja sebagai petani pun kini beralih profesi menjadi seorang pengusaha sanitasi. Tak tanggung-tanggung, penghasilannya naik hingga 50 persen.
Jamban yang dibuat Warga adalah jamban sehat dan aman. Ia melayani sanitasi satu atap, artinya konsumen hanya tinggal memesan kemudian semua bahan material hingga pengerjaan dilakukan oleh tim dari Warga. Konsumen tak perlu repot-repot ke kota untuk mencari material dan mencari tukang sendiri, karena semuanya sudah ditangani oleh tim Warga.
Warga hanya butuh sehari untuk membuat satu jamban, lengkap dengan pemasangan toilet dan septic tank. Selain lebih cepat, jamban buatan Warga pun lebih murah.
"Kalau bikin lubang sendiri, itu pakai bata kotak. Bisa habis 2-3 juta. Pakai SMP (Sanitasi Masyarakat Ponggang) hanya Rp 600 ribu sampai Rp 1,150 juta. Karena kebanyakan yang belum punya jamban adalah masyarakat miskin, jadi ada juga yang bayarnya nyicil, dulu saya kasih sampai 10 bulan, sekarang 3 bulan,"jelas Warga.
Berkat usaha Warga, kini sebagian besar penduduk Desa Ponggang sudah memiliki jamban sendiri dan tak lagi BAB sembarangan. Kasus pencemaran dan dampak kesehatan pun mulai berkurang. Ada empat paket jamban yang ditawarkan, tipe yang paling umum mencakup:
- kloset leher angsa keramik
- Lubang penampung sedalam 1,5 meter
- Lubang resapan sedalam 0,5 meter dengan diameter 80 centimeter
- Dibuat dengan konstruksi semen cor menggunakan cetakan fiberglass
- Dicor langsung di lokasi
- Konsumen terima jadi termasuk jasa konstruksi plus mencakup biaya bunga cicilan.
Sumber : Detik
RM Abah: Jl Raya Subang - Ciater Km 11,5 Kecamatan Cijambe
RM Sangkuriang: Jl Raya Subang - Ciater Km 11 Kecamatan Cijambe
Helmy Sungkar melalui Divisi Promosi Trandy Promo Mandira, Wawan kepada wartawan, Kamis (9/5), mengatakan, kejuaraan balap motor ini akan diikuti lebih dari 350 peserta pria dan perempuan asal Subang.
"Pendaftar dari keseluruhan kelas mencapai 300 lebih starter, 17 di antaranya wanita," katanya.
Ia mengatakan, para pembalap tersebut, datang dari berbagai kota yang ada di Sumatra, Kalimantan, Bali dan Pulau Jawa. "Pembalap dari lokal Subang sendiri sangat banyak. Animo mereka cukup tinggi. Berbeda dengan tahun lalu," kata Wawan.
Ia mengatakan, para pendaftar kejuaraan kali ini, mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun lalu."Kalau dihitung peningkatannya mencapai 50%, termasuk
pembalap wanita dari yang terdaftar 17, 3 persen diantaranya dari Subang," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya mempersiapkan kendaraan untuk para pembalap wanita yang akan mengikuti kejurnas tersebut.
"Pembalap wanita sudah disiapkan dan sampai Kamis sore di sirkuit sudah ada 15 kendaraan. Karena itu, kepada para penggemar balap sepeda motor matic yang ingin mencoba sirkuit masih
diberi kesempatan untuk mendaftar hingga Jumat siang," ujarnya.
Bupati Subang, H.Ojang Sohandi menyambut baik kejuaraan ini yang sudah menjadi agenda tetap bagi promotor Trandy Promo Mandira dan penyelenggara lain. Sebab, dengan dibangunnya sirkuit tujuannya guna menyalurkan bakat dan minat generasi muda di bidang otomotif.
"Kami juga mohon maaf bila kondisi sirkuit belum 100% sempurna namun tetap berkomitmen akan diselesaikan
sehingga menjadi sirkuit termegah di Jawa Barat bahkan Nasional, "katanya. (men)
Pebalap tuan rumah berpeluang besar mendominasi jalannya
perlombaan "Pertamina Enduro-COMET-KYT-R9-BRT The Master Of Matic Race
Champ 2013" seri dua di Sirkuit Gery Mang Subang Jawa Barat, 11-12 Mei.
Peluang ini cukup terbuka setelah pada seri pertama di Sirkuit Kecil
Sentul, pebalap Subang mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dari
sembilan kelas yang dipertandingkan, empat kelas di antaranya dijuarai
oleh pebalap Subang.
"Pasti akan jauh lebih ketat persaingan di Subang nanti, apalagi
pebalap tuan rumah cukup dominan pada seri sebelumnya," kata promotor
perlombaan dari Trendypromo Mandira, Helmy Sungkar di Jakarta, Rabu.
Pebalap muda asal Subang yang berpeluang menjadi yang terbaik pada seri kedua kejuaraan khusus motor matik ini adalah Surya Uya Kuya yang pada iseri pertama mampu meraih posisi pertama di dua kelas yaitu 115 cc standar pemula dan 150 cc tune up pemula.
Ada juga Danny Keder yang sukses menjadi yang terbaik di kelas 150 cc tune up open dan Anjar Purnama yang sukses menjadi pemuncak kelas 110 cc standar pemula. Ada lagi peluang pebalap yang bisa menyodok yaitu R. Alvus yang diseri pertama menjadi runner up kelas 125 cc tune up pemula.
"Pertamina Enduro-COMET-KYT-R9-BRT The Master Of Matic Race Champ 2013" terbagi dalam lima seri dan sebanyak sembilan kelas yang dipertandingkan. Dalam setiap seri hadiah total yang diperebutkan mencapai Rp70 juta.(www.antaranews.com)
Sebut saja Siti Bilqis, alumni pesantren Miftahul Hidayah ini bersama dengan ponpes, melakukan terobosan baru bagi orang banyak. Berbekal pengalaman, buku-buku dan sejumlah uang yang di dapat dari hasi jerih payahnya di Hongkong menjadi Tenaga Kerja Indonesia. Bilqis mencoba membuka cakrawala pemikiran masyarakat di kampungnya dengan membuka Rumah baca, agar masyarkat dan anak-anak di desanya gemar membaca. “Sebab dengan kita bisa membaca, kita dapat membuka jendela dunia dan mengetahui isinya,” jelas Bilqis.
Dengan latar belakang hidup yang pahit, Bilqis tidak ingin para tetangga atau masyarakat kampungnya turut mengalami apa yang dideritanya selama ini. Semenjak di tinggal pergi untuk selama-lamanya oleh kedua orangtuanya pada tahun 2005. Dirinya bertekad akan terus menuntut ilmu meski dirinya harus berkorban menjadi TKI di Hongkong. Sebab untuk menuntaskan pendidikannya, Bilqis harus rela membagi waktu kerjanya dengan bersekolah persamaan kejar paket C yang ada di hongkong. “ Saya masih ingat pesan kedua orangtua saya, agar saya tetap harus menamatkan sekolah. Makanya saat ada kesempatan dapat menuruskan sekolah meski persamaan paket C , saya tetap menjalaninya dengan senang,” terang mantan volunteer DD Hongkong ini.
Setelah beberapa bulan membuka rumah baca Bilqis yang berada di kampungnya Subang Jawa Barat, ternyata tanggapan para masyarakat setempat sangat antusias sekali dengan apa yang dilakukan mantan TKI Hongkong ini, terutama pimpinan pondok pesantren Miftahul Hidayah (MH). Dengan niat yang tulus untuk memajukan dan membantu mensejahtrakan umat, bersama-sama MH management, Bilqis mencoba menuangkan konsep-konsep yang terpendam selama ini.
Dimulai dari pembuatan Layanan KesehatanTerpadu (LKT) dan kursus komputer bagi para masyarakat di desa dan anak-anak ponpes setiap hari minggu pada salah satu sudut ruangan ponpes Miftahul Hidayah. Dengan di realisasikannya ide awal tersebut, tidak membuat Bilqis dan MH management merasa puas atas pekerjaannya itu. Apalagi dengan atusiasme masyarakat desa dalam merespon ide-ide Bilkis dan MH management, Bilqis segera membuat proposal bantuan kepada lembaga-lembaga resmi daerah guna membantu merealisasi ide-ide lainnya. Seperti memasok bahan baku pembuatan kripik, yang dilakukan para ibu-ibu dilingkungan pesantren. “Kita memang memperdayakan ibu-ibu di sekitar lingkungan pesantren agar dapat menambah penghasilan dari usaha pembuatan kripik singkong ini,” kata Bilqis.
Tidak sampai disitu saja inovasi yang dilakukan Bilqis bagi masyarakat, dirinya juga merambah sektor jasa resto bagi kaum dhuafa. Yang mana semua para pegawainya berasal dari para santri dan anak-anak muda desa sekitar pondok pesantren. Tidak heran, dengan kegigihannya dalam meningkatkan usaha yang digelutinya, usaha resto Bilqis dan MH management yang diberi nama kafe mandani, kini memiliki 5 cabang outlet yang tersebar di wilayah Subang Jawa Barat.
Untuk mendukung usaha restonya, Bilqis dan MH management juga membuka pasar pagi “Kampung Kuliner Fajar” yang menyediakan segala macam bentuk jajanan pagi khas kampung. Hal ini bertujuan agar masyarakat luas tahu, bahwa MH Management berfokus pada dan komitmen dengan pemberdayaan masyarakat. Bahkan jajaran Pemda Subang, termasuk Bupati, dinas Koprasi dan UMKM serta lembaga pendidikan lainnya mendukung usaha-usaha Bilqis dan MH managementnya. “ Tidak mengherankan jika desa Kiarasari terpilih oleh Dompet Dhuafa sebagai desa percobaan yang dinamakan Lumbung Desa”, bangga Bilqis.(migrantinstitute.net)
Kemeriahan acara semakin terasa ketika berbagai jenis kesenian dipertontonkan oleh setiap daerah. Kesenian sisingaan, mamanukan, jaipong, angklung dan kesenian khas lainnya menjadi tontonan yang sangat menarik bagi para wisatawan. Atraksi marching band dari ratusan pelajar juga menjadikan suasana lebih meriah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencabut status
waspada Gunung Tangkuban Parahu. Terhitung pukul 16.30 WIB (18 Maret 2013), status
Tangkuban Parahu diturunkan kembali menjadi normal atau level I. Mulai hari selasa, tanggal 19 Maret 2013 TWA Tangkuban Parahu pukul 10.00 mulai dibuka kembali untuk umum.
"Berdasarkan
hasil pengamatan kegempaan, deformasi, visual, pengukuran gas, suhu
kawah dan tanah serta analisis data, maka status Gunung Tangkuban Parahu
diturunkan dari waspada jadi normal," kata Kepala PVMBG Surono di
Kantor PVMBG, Kota Bandung, Senin (18/3/2013).
Dari segi
kegempaan jumlahnya kini sangat sedikit jika dibanding beberapa waktu
lalu. Terhitung 14-18 Maret tercatat hanya ada 1 kali gempa vulkanik
dalam, 14 gempa vulkanik dangkal, serta 5 gempa tektonik jauh. Bahkan
sejak 8 Maret, tremor sudah tidak ada di lokasi.
"Deformasi juga menunjukkan adanya penurunan, dan stabil," ucap Surono.
Kadar
SO2 di sekitar lokasi yang awalnya mencapai 5,3 ton per hari, saat ini
jumlahnya jauh lebih sedikit yaitu 2,1 ton per hari. Sedangkan
konsentrasi gas CO2 dan H2S di dekat dasar Kawah Ratu masing-masing
sekitar 600 ppm dan 11 ppm.
Meski sudah berstatus normal, ia
mengimbau agar pengunjung atau wisatawan tidak turun ke dasar kawah Ratu
dan Upas. Bahkan pada malam hari diharapkan tidak tidur di sekitar
kiosnya yang ada di dekat Kawah Ratu.
"Walaupun gas sudah turun,
tapi masih relatif keluar. Jika mendung, saya khawatir terjadi akumulasi
dan tersebar di sekitar Kawah Ratu dan mengganggu warga yang ada di
sekitar," jelas Surono.
Warga juga diminta tetap waspada
mengantisipasi berbagai hal. "Masyarakat juga diharapkan tidak
terpancing dengan isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu dan
selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," tandas Surono.
Sumber : Detik
Motif ganasan yang belum di celup warna
No. Telepon : 087828413369 / 085222272099 / 0260-416989